Corat-coret ala yoans

Sekedar coretan untuk mengurangi beban hidup..

10.26

Abunawas dan Jeng Juminten

Diposting oleh YoanS


Abu Nawas dan Jeng Juminten
Satu hari Sultan merasa sungguh "boring n bete abis",
jadi dia bertanya kepada bendahara, "
Bendahara, siapa yang paling pandai saat ini?"
"Abu Nawas" jawab Bendahara.
Sultan pun manggil Abu Nawas dan baginda bertitah : "Kalau kamu pandai, coba
buat satu cerita seratus kata tapi setiap kata mesti
dimulai dengan huruf 'J'.

Terperanjat Abu Nawas, tapi setelah berfikir, diapun
mulai bercerita:

Jeng Juminten janda judes, jelek jerawatan, jari
jempolnya jorok. Jeng juminten jajal jualan jamu jarak
jauh Jogya-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe. "Jamu-jamuuu..., jamu jahe-jamu jaheee...!"
Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan.

Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan. Jeng Juminten jerit-jerit: "Jarikku jatuh, jarikku jatuh..."
Juminten jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga.

Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan,
juara judo. Jantungnya Jeng Juminten janda judes jadi jedag-jedug.
Juminten janji jera jualan jamu, jadi julietnya Jack.

Johny justru jadi jelous Juminten jadi juliet-nya Jack. Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget.
"Jieehhh, Jack jejaka Jawa, Jum?" joke-nya Johny.
Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juminten. "Jangan jealous, John..."jawab Juminten.

Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil jerawatnya Juminten.
Juminten jerit-jerit: "Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!"
Jack jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal Johny, Jebreeet..., Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi jontor juga jendol... jeleekk. "John, jangan jahilin Juminten...!" jerit Jack.
Jantungnya Johny jedot-jedotan, "Janji, Jack, janji... Johnny jera," jawab Johny. Jack jadikan
Johny join jualan jajan jejer Juminten.

Jhony jadi jongosnya Jack-Juminten, jagain jongko,jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny "Jolly-jolly Jumper." Jumpalagi, jek........!!!

Jeringatan : Jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi ja...!!!
JUSAH...!!!

Jhe-END

17.34

Slilit Sang Kiai

Diposting oleh YoanS

Akhir-akhir ini cuaca di kotaku terasa panas. Kata orang-orang sich salah satu pengaruh dari Global Warming. Disebabkan saking parahnya kondisi hutan di seluruh dunia saat ini. Di Indonesia sendiri, penebangan hutan secara liar terus berlanjut tanpa mempedulikan efek yang akan ditimbulkan.

Bicara tentang kerusakan hutan, jadi inget sama tulisannya Emha Ainun Najib. Judulnya Slilit Sang Kiai. Isinya kurang lebih seperti ini.. 

--------------------------

Slilit. Tidak jelas apa bahasa Indonesianya, tapi biasa disebut slilit. Kalau habis ditraktir makan sate, biasanya ada serabut kecil sisa daging nyelip diantara gigi. Itulah slilit. Slilit sama sekali tidak penting. Tidak pernah jadi urusan nasional. Koran tak pernah meng-cover-nya. Bahkan satu-satunya produksi ekonomi yang punya urusan dengannya disebut "tusuk gigi" dan bukan tusuk slilit. Padahal slilit-lah yang ditusuk.

Namun begitulah, slilit pernah memusingkan seorang kiai di alam kuburnya, bahkan mengancam kemungkinan suksesnya masuk Surga. Ceritanya, dia mendadak dipanggil Tuhan, sebelum para santrinya siap untuk itu. Murid-murid setia itu, sesudah mengubur sang kiai, lantas nglembur mengaji berhari-hari agar diperkenankan ketemu roh beliau barang satu dua jenak. Dan Allah Yang Maha Memungkinkan Segala Kejadian akhirnya menunjukkan tanda kebenaran-Nya. Dalam mimpi para santri itu, roh kiai menemui mereka.

Terjadilah wawancara singkat, perihal nasib Sang Kiai di "sana". "Baik-baik nak. Dosa-dosaku umumnya diampuni. Amalku diterima. Cuman ada satu hal yang membuatku masygul. Kalian ingat waktu aku memimpin kenduri di rumah Pak Kusen ? Sehabis makan bareng, hadirin berebut menyalamiku, hinga tak sempat aku mengurus slilit di gigiku. Ketika pulang, ditengah jalan, barulah bisa kulakukan sesuatu. Karena lupa enggak bawa tusuk slilit maka aku mengambil potongan kayu kecil dari pagar orang. Kini, alangkah sedihnya, aku tak sempat minta maaf pada yang empunya perihal tindakan mencuri itu. Apakah Allah bakal mengampuniku ?"

Para santripun turut berduka. Kemudian membayangkan, alangkah lebih malangnya nasib sang kiai bila slilit di giginya itu serta tusuk yang dicurinya itu, sebesar gelondongan kayu raksasa di hutan Kalimantan. 

-----------

Alangkah ngerinya, cuma dengan mengambil sepotong kayu kecil yang tak berharga seorang kiai tertunda masuk Surga. Padahal yang punya juga ga akan merasa kehilangan, dan juga ga ada yang merasa dirugikan atas tindakan tersebut.. 

Lalu bagaimana nasib mereka yang mencuri kayu di hutan, yang menebang pohon secara liar sehingga banjir terjadi dimana-mana. Ratusan orang bahkan ribuan orang menderita karenanya.